KLASIFIKASI
Kingdom
: Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermathophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Berbiji Tertutup)
Classis : Dicotyledoneae (Biji
Berkeping Dua)
Ordo
: Solanales
Family
: Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Lycopersicon
lycopersicum
Morfologi tanaman tomat sebagai berikut :
1. Akar
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki akar
tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke
arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat
(Solanum lycopersicum L.) akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah
yang gembur dan porous.
2. Batang
Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk
persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau
berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang
tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna hijau, pada ruas – ruas batang
mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek.
Selain itu, batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) dapat bercabang dan
apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara
merata.
3. Daun
Daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk oval,
bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung
kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5
– 7. Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai
sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun
yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.)
tumbuh berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.
4. Bunga
Bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berukuran
kecil, berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang
berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal
bunga. Bagian lain pada bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) adalah mahkota
bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat (Solanum lycopersicum L.).
Mahkota bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna kuning cerah, berjumlah
sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat (Solanum lycopersicum
L.) merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala
benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki
6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga,
yakni kuning cerah. Bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh dari batang
(cabang) yang masih muda.
5. Buah
Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki bentuk
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat (Solanum lycopersicum L.)
yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat
persegi. Ukuran buah tomat (Solanum lycopersicum L.) juga sangat bervariasi,
yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar
memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang masih
muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.
Etiolasi
adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi
tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.
Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak
terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak
menyebabkan tumbuhan menguning.
Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
A. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan
tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang
baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad
selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
B. Faktor
Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana
tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang
akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
C. Faktor
Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat
melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman
kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna
tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari
dapat menghambat proses pertumbuhan.
D. Faktor
Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon
sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat
buah menjadi matang.
Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya
fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat
berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman (Kramer dan
Kozlowski, 1979).
Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang
berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat
terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada
tempat teduh/bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya
yang berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan
cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya
dengan intensitas tinggi (Soekotjo,1976 dalam Faridah, 1995).
Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhannya di waktu muda (tingkat
anakan) berkisar antara 50 – 85 % dari cahaya total. Untuk jenis-jenis
semitoleran naungan untuk anakan diperlukan sampai umur 3 – 4 tahun atau sampai
tanaman mencapai tinggi 1 – 3 meter. Sedangkan untuk jenis-jenis toleran lebih
lama lagi yaitu 5 – 8 tahun. Sangat sedikit jenis yang tergolong intoleran
antara lain Shorea concorta (Rasyid H. A. dkk, 1991).
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum
esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika
Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus
hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga
dekat dari kentang.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BUAH TOMAT
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
suhu, kelembapan dan ketinggian tempat. Apabila lingkungan kurang mendukung
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat ini maka akan mempengaruhi
produktivitas tanaman tomat ini. Ketiga faktor diatas, mengatur sejumlah proses
pertumbuhan dan perkembangan hingga terjadi polinasi, fertilisasi serta
pembentukan buah dan biji.
Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah dengan ketinggian 200-500 meter
diatas permukaan laut (dpl), tetapi biasanya tumbuh lebih baik didataran tinggi
dengan ketinggian >900 meter diatas permukaan laut (dpl). Para ahli botani
mengatakan bahwa titik kritis pada pembentukan buah tomat adalah suhu malam hari.
Kisaran
suhu yang optimal untuk tanaman tomat adalah 15-200 C, suhu malam
yang rendah ( <130 C ) akan menurunkan produksi dan viabilitas
polen sedangkan suhu tinggi ( >320 C ) bersamaan dengan
kelembapan yang rendah dan angin yang kencang dapat menghambat polinasi dan
fertilisasi sehingga buah tidak dapat terbentuk.
Sebaliknya
kelembapan udara yang tinggi akan menyebabkan tanaman tomat banyak diserang
penyakit busuk daun.
Untuk
melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini mulai dari awal pembentukan
kecambah hingga tanaman tomat ini berbuah maka kami melakukan berbanyakan
generatif yaitu dengan menggunakan biji. Pertumbuhan tanaman tomat ini dimulai
sejak biji disemaikan didalam tanah.
Berikut
adalah hasil pengamatan kami mulai dari penyemaian biji tomat hingga pemetikan
buah tomat
Minggu Pertama
Pertumbuhan pada minggu pertama sudah
menunujukan banyak perkembangan. Mulai dari tumbuhnya batang, daun dan akar
yaang masih kecil. Tinggi tanaman pada minggu petama sekitar 4 cm.
Minggu Kedua
Pertumbuhan sudah mulai terlihat. Arah tumbuh
batang tegak lurus dan sudah mulai tumbuh daun. Duduk daun sudah mulai
tersebar. Pada batang dan daun sudah mulai tampak rambut- rambut halus
(trikomata).
Minggu Ketiga
Batang sudah mulai tumbuh membentuk cabang-cabangnya, daun tumbuh membentuk
daun majemuk yang besar. Bentuk batang bulat. Pada minggu ketiga ini panjang
tanaman sudah mencapai sekitar 20 cm.
Minggu Keempat
Batang terus tumbuh memanjang keatas,
begitu pula dengan cabang-cabangnya tumbuh membentuk daun yang sudah mulai
membesar. Panjang tanaman sudah mencapai sekitar 45 cm.
Minggu Kelima
Sudah mulai muncul bunga pada batang dan
setiap percabangan batang. Bunga berwarna kuning dengan calyx yang besar. Bunga
termasuk bunga bisexualis.
Minggu Keenam
Tanaman tomat pada minggu ini sudah mulai
berbuah, tetapi masih kecil. Tanaman sudah mulai berhenti pertumbuhannya pada
ketinggian sekitar 125 cm. Seiring dengan pertumbuahan buah, disekitar percabangan
sudah mulai banyak tumbuh bunga.
Minggu ketujuh
Buah tomat mulai membesar. Buah berwarna
merah muda dan sebagian buah yang masih muda berwarna hijau muda. Pertumbuhan
bunga dan pertumbuhan buah terus berlangsung.
Minggu kedelapan
Buah tomat yang
berwarna merah tua sudah bisa dipetik. Seiring pertumbuhan buah tomat,
pertumbuhan bunga juga masih berlangsung. Pemetikan buah tomat dilakukan dalam
beberapa tahapan. Bentuk buah tomat bulat, bulat lonjong, pipih dan oval.
Permukaan buah tomat halusn dan mengkilap.
Buah tomat yang berwarna merah tua
sudah bisa dipetik. Seiring pertumbuhan buah tomat, pertumbuhan bunga juga
masih berlangsung. Pemetikan buah tomat dilakukan dalam beberapa tahapan.
Bentuk buah tomat bulat, bulat lonjong, pipih dan oval. Permukaan buah tomat
halusn dan mengkilap.
Ag
ar kualitas yang dihasilkan bagus dan pertumbuhan cepat dapat dilakukan dengan
pemberian pupuk yang sesuai dengan tanaman tomat. Pemberian pupuk dilakukan
secara berkalan. Dalam penanaman dalam jumlah yang banyak, dilakukan pemberian
anti hama. Hal ini dilakukan dengan tujuan menghindari serangan
hama yang menyebabkan buah tomat kerdil dan busuk.
KANDUNGAN
ZAT GIZI BUAH TOMAT MASAK
(TIAP
100 GRAM)
Komponen
Jumlah
Vitamin A
(SI)
1500
Vitamin
B1(mg)
0,06
Vitamin C
(mg)
40
Karbohidrat
(gr)
4,2
Lemak
(gr)
0,3
Protein
(gr)
1
Kalsium
(mg)
5
Fosfor
(mg)
2,7
Besi
(mg)
0,5
Sumber;
Susanto dan Saneto, 1994
Hama Tanaman Tomat
Ulat Tanah
Ulat tanah tanaman tomat adalah
Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman tomat di malam hari,
sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP.
Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga
sering dinamakan ulat pemotong. Cara pengendaliannya dengan pemberian
insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Grayak
Ulat grayak tanaman tomat adalah
Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat bersama-sama dalam
jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara
memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih
berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap
permukaan buah. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah
Ulat buah tanaman tomat adalah
Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat menyerang
tanaman tomat dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah
terserang berlubang. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan
aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
Kutu Daun
Kutu daun tanaman tomat adalah Myzus
persiceae. Kutu mengisap cairan tanaman tomat terutama daun muda, kotorannya
berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun
mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman tomat
menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin,
atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Kebul
Kutu kebul tanaman tomat adalah
Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk
putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman
tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai
petunjuk pada kemasan.
Lalat Buah
Lalat buah tanaman tomat adalah Dacus
dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah tomat, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur
ini akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah tomat menjadi busuk.
Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone),
caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan
posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya
disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan
aktif metomil. Selain itu, dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
Nematoda
Nematoda tanaman tomat adalah
Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada
akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini
merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman tomat. Bekas gigitan cacing
akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium,
busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang
tanam.
Penyakit-Penyakit Tanaman Tomat
Tomat
merupakan tanaman yang dapat digolongkan sayur maupun buah. Di Indonesia
sendiri tanaman yang memiliki nama ilmiah Solanum lycopersicum ini dikonsumsi
baik dalam keadaan segar, diolah dengan sayuran, sebagai lalapan dan olahan
saus.
Namun kerap
kali dalam teknis budidayanya tomat, petani sering menemukan penyakit yang
kerap menganggu. tentunya permasalahn penyakit ini tidak bisa dibiarkan begitu
saja. Jangan sampai permasalahan ini mengganggu kegiatan anda dalam
budidaya tomat, yuk kenali penyakit-penyakit yang biasa menggangu tanaman
tomat.
1. Septoria
Leaf Spot (Bercak daun septoria)
Penyakit ini
merupakan penyakit umum yang terjadi pada tanaman tomat. Penyakit ini disebaban
oleh jamur Septoria lycopersici Speg. Sering ditemukan didaerah
Jawa dan Lampung. Gejala yang terjadi bila tanaman terserang
penyakit ini adalah :
- Terdapat bercak yang berukuran relatif kecil.
- Bercak berwarna pucat dan hitam membatasi disekelilingnya.
- Terdapat juga bintik-bintik hitam yang terdiri atas piknidium pada bercak yang bewarna pucat tersebut.
- Daun yang terserang kan menguning dan layu serta rontok.
Dalam
keadaan lembab (hujan) dari yang tadinya panas, berpotensi menyebabkan tanaman
terserang penyakit ini. Selain itu Percikan air dapat menyebarkan spora .
Untuk
menghindarinya, yang anda lakukan sebaiknya :
- Jangan biarkan tanaman tomat anda berkerumun, sebelum tanam sebaiknya beri jarak tanam yang tepat. Hal ini dilakukan agar anda memberikan ruangan yang cukup untuk sirkulasi udara dan mebiarkan daun tetap kering.
- Hindari penyiraman yang berlebihan dan siramlah bukan pada daunnya tetapi dasar tanaman.
- Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari, hal ini dilakukan untuk membuat daun tetap kering sebelum datangnya malam.
- Jika tanaman sudah terkena penyakit ini, gunakanlah fungisida dengan dosis yang tepat.
2.
Antraknosa
Antraknosa disebabkan jamur Colletotrichum
atramentarium (Berk. et Br.). Penyakit ini ditemukan
didaerah Jawa, Sumatera dan Papua. Gejala yang biasa terjadi adalah :
- Awal mulanya jamur muncul kecil, melingkar dan biasanya terdapat pada bahu tomat.
- Akhirnya bercak atau jamur tersebut membesar dan berseatu dan daging buah membusuk seluruhnya.
- Kemudian terbentuk titik-titik hitam dengan lendir spora yang berwarna merah jambu.
Spora dapat
tersebar melalui percikan air hujan dan sering terjadi pada cuaca yang hangat
pada musim hujan. Untuk menghindarinya mirip Bercak daun septoria.
3. Layu
Fusarium
Penyakit
layu fusarium disebabkan jamur Fusarium oxysporum yang berada
didalam tanah masuk melalui akar tanaman muda yang kemudian menyumbat pembuluh
yang memindahkan air keakar dan batang tanaman. Tanpa air, tentunya tanaman
akan layu walaupun pada malam hari tanaman seakan-akan tidak menunjukkan layu.
Gejala
awalnya ialah pada tulang daun dan daun atas, warnanya terlihat memudar dan
kemudian diikuti merunduknya tangaki lalu tanaman menjadi layu secara
keseluruhan. Terkadang muncul juga akar adventif pada batang. Fusarium
umumnya terjadi pada cuaca yang panas.
Untuk
menghindari penyakit ini, sebaiknya dilakukan :
- Gunakanlah varietas tomat yang tahan akan penyakit ini.
- Karena tanaman layu bukan berarti penyiraman harus banyak, hindarilah penyiraman air yang berlebih.
- Selalu perikasa keadaan tanah anda, jika kering maka siramlah.
- Jika salah satu tanaman anda terserang, buang dan musnahkanlah tanaman tersebut dan yang terpenting jangan dijadikan kompos.
- Hindari lahan yang sebelumnya bekas pertanaman famili Solanaceae seperti cabai, terung, tembakau, dan kentang. Jika tetap memaksa, sebaiknya biarkan lahan tersebut kosong selam empat sampai 6 tahun karena F. oxysporum sangat sesuai pada tanah dengan kisaran pH 4,5-6,0 . Anda juga dapat menanam tanaman lain diluar famili tersebut seperti kacang dan jagung karena tanaman tersebut tidak akan terpengaruh.
- Jauhkan gulma dari lahan ini, karena dapat menjadi patogen penyebab penyakit layu fusarium.
Pengendalian
:
- Gunakanlah kompos jerami 2 minggu sebelum tanam.
- Gunakan agen hayati untuk mengendalikannya sepertiisolat Trichoderma, antara lain : T. koningii, T. harzianum, Gliocladium fimbriatum, dan T. viridae.
4.
Hawar Daun (Late Blight)
Penyakit
hawar daun disebabkan oleh jamur Phytophthora
infestans, biasa terjadi pada musim hujan yang mungkin datang
pada akhir musim tanam. Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak hijau hitam
yang tidak teratur. Buah mungkin memiliki bercak cokelat yang
tidak teratur akibatnya buah menjadi cepat busuk.
Gunakan
metode yang sama untuk menghindari hawar daun seperti Bercak daun septoria.
5. Virus
Mosaik
Mosaik virus
umumnya menyerang berbagai tanaman tomat. Virus ini tidak membunuh tanaman
tetapi menurunkan jumlah dan kualitas buah. Gejala yang ditimbulkan adalah
adanya mosaik hijau muda dan kuning terdapat pada daun dan bintik pada buah
yang terserang. Selain itu daun akan tumbuh dalam keadaan cacat seperti pakis.
Bekas
pertanaman tembakau juga berbahaya untuk ditanaman tomat karena umumnya
penyakit ini menyerang tanaman tembakau. Untuk mengurangi resiko tanaman
terinfksi virus ini, selalu mencuci tangan menggunakan sabun, mengunakan
varietas tahan dan jangan menanam didaerah yang bermasalah.
6. Penyakit
yang disebabkan Bakteri
Tomat dapat
menjadi mangsa sejumlah penyakit bakteri, termasuk bakteri spot, bakteri speck,
hawar bakteri dan kanker bakteri. Mereka memiliki gejala yang sedikit
berbeda tetapi dapat ditandai dengan muncul sebagai bintik-bintik pada daun dan
buah-buahan. Beberapa cara untuk menghindarinyaantara lain :
- Gunakan pengendalian yang sama seperti untuk Septoria bercak daun.
- Tanam tanaman tahan penyakit.
- Hindari rotasi tanaman dari famili yang sama.
- Hindari pemangkasan, karena bakteri dapat masuk lewat luka.
- Semprotan tembaga dapat mengurangi penyebaran jika diterapkan sesegera gejala muncul.
Nah, itulah
penyakit yang biasa menyerang tomat, namun sebenarnya masih banyak lagi
penyakit lainnya
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tomat
Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan secara
bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
DAFTAR PUSTAKA
Bernadius dan Wiryanta wahyu. 2008. Bertanam
Tomat. Jakarta: PT AgroMegia pustaka
Rakartika, rina riana Dra,. 2003. MORFOLOGI
TUMBUHAN. Tasikmalaya:-